Pendekatan System Pada Masa yang akan Datang
1. Definisi Konseptual
Ø Gordon
B.Darvis
“Sistem is a set of elements that are
interconnected and effect each other in a certain environment.”[1]“sistem adalah seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling
memenraruhi dalam satu lingkungan tertentu.”
Ø
Raymond McLeod
“Sistem is a group
of integrated elements to achieve a goal”[2]. “Sistem adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan”
Masa depan ialah suatu masa atau kondisi yang berada di
depan manusia, akan tetapi kondisi tersebut biasanya digunakan untuk waktu yang
panjang, mungkin juga tidak terbatas dan kadang-kadang masih bersifat abstrak.
Jadi sistem perencanaan masa depan adalah segala unsur
atau elemen yang saling terintergrasi pada kondisi dimasa depan yang sifatnya
tidak terbatas/abstrak untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.
2.
Meramalkan Masa yang Akan Datang.
Pada suatu organiasasi
terutama organiasasi dalam bidang pendidikan, penerapan pendekatan sistem
sangat diperlukan sekali.Maksud dari pendekatan sistem ini adalah untuk
mengetahui lingkunan eksternal dan internal yang ada di organisasi pendidikan
secara keseluruhan, sehingga dapat mengilustrasikan atau menggambarkan bentuk
proeses perencanaan yang ingin dilakukan dalam bidang pendidikan dengan
menggunakan analisis sistem dari sistem-sistem yang bersifat kompleks.
Semakin berkembangnya
proeses dan metode pendidikan di suatu negara, membuat para manajer pendidikan
melakukan perencanaan yang sifatnya jangka panjang atau untuk masa yang akan
datang. Di masa yang akan datang semua aplikasi atau penerapan teknik-teknik
perencanaan dilakukan menggunakan pendekatan sistem yang mempunyai pengaruh
besar pada organisasi.[3]
Kegiatan memperkirakan atau memprediksi
kondisi dan keadaan di masa yang akan datang tersebut menggunakan pendekatan
“forecasting”. S.Anil Kumar and N.Siresh dalam bukunya, “Forecasts are estimates of the occurrence, timing, or magnitude of
uncertain future events” (Peramalan adalah perkiraan kejadian, penafsiran
waktu, atau peristiwa besar di masa depan yang belum pasti).[4]
Dalam pendekatan forecasting menggunakan metode:
1.Opinion and Judgement methods / Qualitative methods
2.Statistical / Quantitative forecasting methods
·
Time Series
·
Associative
models
Menurut Spyros G. Makridakis, ada faktor yang
memengaruhi ketepatan forecasting :[5]
1. the time horizon of forecasting (waktu peramalan di masa depan)
2. technological change. (perubahan
teknologi)
3. Barries to entry.(Rintangan yang
diterima)
4. Dissemination of information.(Penyebaran
dalam informasi)
5. Elasticity of demand.(Elastisitas
permintaan)
6. Consumer versus industrial
products.(konsumen lawan produk industry)
Adalah sulit untuk
membuat ramalan-ramalan yang tepat terhadap aplikasi pada masa yang akan datang
menggunakan pendekatan sistem. Pengaruhnya bersifat mendasar dan hampir
universal. Analisis terhadap pengalaman masa lalu dan evaluasi terhadap
kecenderungan yang ada menunjukkan beberapa aplikasi, motivasi dan masalah yang
paling penting di masa yang akan datang.
3.
Peninjauan
Ulang terhadap Pendekatan Sistem
Pendekatan
sistem memerlukan dan membutuhkan pengetahuan dasar yang berasal dari
teori-teori sistem secara umum, serta memiliki relevansi dalam berbagai
berbagai kegiatan ilmiah dan kegiatan praktis.Pendekatan sistem meliputi
pengaplikasian konsep yang relevan berdasarkan teori sistem secara umum untuk
mempermudah pemahaman terhadap teori-teori organisasi dan praktek manajemen.[6]Analisis sistem merupakan
suatu metode atau teknikyang digunakan dalam pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Analisis sistem meliputi :
1. Kesadaran
akan adanya suatu masalah.
2. Identifikasi
berbagai alternatif.
3. Analisis
dan sistematis dari berbagai faktor.
4. Penentuan
suatu cara pemecahan masalah secara optimal.
5. Program
kegiatan.
Analisis
sistem akan membantu menemukan aspek-aspek dan aplikasi dalam pemecahan masalah
teknologi, ekonomi dan social yang dihadapi oleh manusia. Misalnya dalam
menyelidiki hubungan-hubungan suatu sekolah dan lingkungan dalam menghadapi
tantangan-tantangan perubahan perilaku sosial masyarakat di sekitar sekolah,
maka untuk melihat secara utuh dapat digunakan teknik-teknik analisis sistem.
Manajemen sistem
meliputi aplikasi konsep sistem dalam pengelolaan organisasi akan terus
berkembang dan berpengaruh terhadap kegiatan pendidikan. Meningkatnya aplikasi
manajemen sistem pada organisasi seperti : universitas, sekolah, dan lembaga
pemerintahan. Diharapkan manajer organisasi akan mengarahkan perhatiannya pada
perancangan sistem yang tepat untuk meningkatkan pencapaian tujuan organisasi.
4.
Aplikasi
system pada ganisasi
Sistem social baru selalu muncul
dalam organisasi dan berkembang sesuai dengan kebutuhan individu, kelompok
maupun masyarakat secara luas.Salah satu hal yang sangat penting adalah muncul
dan berkembangnya beraneka ragam organisasi dengan skala besar sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Pendekatan sistem akan semakin banyak digunakan untuk semua
jenis organisasi. Secara umum sistem memandang organisasi sebagai suatu sistem
sosioteknis dengan sub sistem yang saling berhubungan (tujuan-tujuan,
nilai-nilai, teknologi, struktur, psikologi dan manajerial) yang akan berguna
bagi organisasi.
Dalam membangun budaya organisasi, sistem
social sangat dibutuhkan terutama bagaimana sistem social dijadikan sasaran
dalam pemberian pelayanan terhadap pelanggan eksternal.Dengan memahami sistem
sosial yang ada di masyarakat, maka organisasi mendapat keuntungan dari segala
macam sudut pandang.
5. Pendekatan Sistem dalam Hubungannya
dengan Organisasi.
Telah
diketahui bahwa pendekatan sistem menekankan pada aplikasi organisasi secara
perseorangan, memahami hubungan-hubungan antar organisasi, dan sistem
distribusi serta perencanaan anggaran organisasi. Dalam suatu organisasi formal
tertanam suatu lingkungan, norma dan nilai yang baik, dan terdapat kumpulan
masyarakat luas yang bersifat kompleks.
Kesaling ketergantungan antara
organisasi dalam kehidupan moderen dicerminkan oleh bertambahnya penekanan
terhadap sistem dan semua komponen organisasi yang tidak dapat dilepaskan dari
sistem manajemen.
Pendekatan
sistem merupakan suatu cara yang penting dan akan membantu koordinasi antara
komponen dalam organisasi, setiap organisasi akan menugaskan anggotanya untuk
ikut serta secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan
organisasi.
6.
Pendekatan
Sistem dan Hubungannya dengan Lingkungan
Organisasi merupakan sub sistem dari lingkungan
sosiokultural yang lebih luas, dengan pendekatan sistem memberikan suatu model
untuk memikirkan hubungan-hubungan dalam organisasi. Semua organisasi
memperoleh input, dan mentransformasikannya dengan cara mengembalikannya dalam
bentuk output pada lingkungan.
Menurut Degreene yang dikutip dalam Mukhneri [7], ada beberapa tahap yang
dapat diikuti dalam pendekatan sistem melihat hubungannya dengn lingkungan
social, diantaranya adalah :
1.
Mengenali masalah-masalah yang ada dalam
pendekatan sistem.
2.
Menentukan sub sistem, hubungan timbal balik dan
men dapatkan informasi mengenai input, output, misi, hambatan dan lain-lain.
3.
Menentukan program-program khusus, misalnya
pengumpulan informasi, pembuatan model dan yang diarahkan pada pemahaman yang
lebih baik.
Pendekatan sistem memberikan cara yang lebih baik untuk
pengukuran unjuk kerja organisasi dan unjuk kerja social yaitu melalui analisis
sistem, analisis keuntungan dan sistem perencanaan anggaran yang digunkan untuk
membantu penyusunn tujuan, mengevaluasi alternative yang dapat digunakan untuk
mencapai tujuan.
7. Peranan
Manajer
Setiap perusahaan memiliki
manajemen yang memegang berbagai peranan
penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan/diperankan
para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk
menjalankan peran-peran tersebut.Untuk itu, peranan manajer sangat diharapkan
dapat memacu laju perkembangan suatu perusahaan.
Peranan yang
dimainkan oleh manajer terbagi menjadi tiga, yaitu:
1.
Peran
antarpribadi
Merupakan peran yang melibatkan orang dan
kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran
sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung.
2. Peran informasional
Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan
penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara.
3. Peran pengambilan keputusan
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran
sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan
perunding.
Manajer yang memimpin
beberapa karyawan, biasanya memberikan pelimpahan masalah
kepada karyawannya berupa tugas-tugas pekerjaan yang harus di selesaikan tepat
pada waktunya.Untuk itu, seorang manajer harus mampu memberikan keputusan bagi
tugas yang telah dikerjakan oleh karyawannya demi terjaminnya mutu kerja yang
telah dijunjung bersama.Konflik yang diciptakan oleh seorang manajer bagi
karyawannya ini bertujuan untuk meningkatkan para karyawan dalam bekerja,
sehingga tujuan perusahan bisa terwujud dengan baik.
Untuk menghidari hal
seperti itu, manajer harus mempunyai beberapa keterampilan, diantaranya:
1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus
memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan
organisasi.
2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain
(humanity skill)
Manajer haru s
mahir berkomunikasi atau memiliki keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
3. Keterampilan teknis (technical skill)
Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan
untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya membuat program komputer,
memperbaiki mesin, akuntansi , dan lain-lain.
Dengan dibekali keterampilan diatas, seorang
manajer akan lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi pada perusahaan,
selain itu dia juga akan dapat segera membuat pemecahan dari masalah tersebut.
selain
itu yang dilakukan oleh manajer :
· para
manajer bekerja dengan dan melalui orang-orang (manusia).
·
Para manajer bertindak sebagai saluran komunikasi
di dalam organisasi mereka.
·
Para manajer bertanggung jawab terhadap hasil
yang dicapai oleh organisasi mereka.
·
Para manajer mengimbangkan tujuan-tujuan yang
bersaingan satu sama lain, dan mereka menetapkan prioritas-prioritas.
· Para
menejer harus berfikir secara analitikal dan konsepsional.
· Para
manajer merupakan ahli-ahli politik.
· Para
manajer merupakan diplomat.
· Para
manajer-manajer mengambil keputusan-keputusan pelik
Disamping
itu dapat pula di katakana (sehubungan dengan fungsi-fungsi manajemen yang
telah kita kenal) bahwa seorang manajer:[8]
1.
Menyusun rencana-rencana
Manajer menentukan arah tindakan-tindakan guna mencapai
hasil dan sarana-sarana yang digariskan.Hal itu mencangkup tindakan “peramalan”
penetapaan sasaran-sasaran dan mengembangkan prosedur-prosedur.
2.
Melaksanakan pengorganisasian
Manajer menciptakan hubungan-hubungan otoritas dan
tangung jawab yang di perlukan.hal tersebut meliputi penggarisan syarat-syarat
,memilih staf,memberikan delegasi dan melaksanakan komunikasi.
3. Memimpin
Seorang manajer mengkombinasi upaya-upaya guna memastikan
pencapaian sasaran-sasaran.hal tersebut antaralain mencangkup :
· pengambilan
keputusan, melaksanakan briefing kepada stafnya, mendengar dan menyelesaikan aneka macam konflik yang
muncul.
· Manejer
harus memotivasi : manajer membentuk dan mempertahankan enthusiasm dan moral
tinggi.
Hal itu antara lain mencangkup aktifitas
:pengobservasian,evaluasi,keterlibatan,tindakan-tindakan dan komitmen-komitmen.
4.
Melaksanaan pengawasan
Manajer harus berupaya untuk memastikan bahwa
rencana-rencana yang ada,dan sasaran-sasaran yang di gariskan, dicapai.Manajer
harus mencari penyebab kegagalan-kegagalan,guna memperbaikinya pada masa
mendatang.
Hal
tersebut mencangkup : analisis hasil-hasil yang dicapai dibandingkan dengan
rencana-rencana yang ada,tindakan-tindakan,dan follow-up.
[1]
Eti Rochaety dan Pantjorini Rahayuningsih Prima Gusti Yanti, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005)
[2]
Eti Rochaety dan Pontjorini Rahayuningsih Prima Gusti Yanti, op.cit
[3]
Mukhneri Mukhtar, Manajemen Sistem, (Jakarta : BPJM FIP UNJ, 2012), p. 42
[4] S.
Anil Kumar and N. Suresh, Operations Managament, (New Delhi : New Age
International (P) Limited, 2009) p. 105
[5]
Spyros G. Makridkis, Forecsting, planning, and Strategy for the 21st
Century, (New York : A Division of Macmillan Inc, 1990) p. 58-59
[6]
Mukhneri Mukhtar, op.cit, p.45
[7]
Ibid., p.52
[8]
Winardi, Manajer dan Manajemen, (Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1993),
p.16-17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar