Senin, 22 Desember 2014

EVALUASI

Evaluasi
A.  Definisi Evaluasi
Menurut Bloom et. Al (1971) “Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount ar degree of change in individual student”. Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi diri siswa.
Menurut Stufflebeam et. Al (1997) “Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Evaluasi merupakan proses menggambarkan memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
Menurut Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003), “EvaluationThe systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives”. Evaluasi adalah proses sistematis
pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan
sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional.
Menurut Ralph W. Teyler (1950) “Evaluation is a process of determining to what extent the educational objective are actually being realized”.  Evaluasi adalah sebuah proses menentukan sampai seberapa tinggi tujuan pendidikan sesungguhnya dapat dicapai.
B.  Konsep Dasar Evaluasi
Dalam suatu kegiatan pendidikan konsep dasar evaluasi harus dikuasai oleh pendidik ataupun calon pendidik yaitu Pengertian evaluasi pendidikan, tujuan evaluasi pendidikan, karakteristik evaluasi pendidikan, dan teknik evaluasi.
a)  Pengertian Evaluasi Pendidikan
  Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Untuk membatasi masalah, dalam buku yang kami baca hanya membicarakan tentang penilaian disekolah.
b)  Tujuan Evaluasi Pendidikan
      Pendidik dan calon pendidik ataupun pengelola pengajaran mengadakan evaluasi atau penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui pengajaran sudah mencapai tujuan atau tidak. Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan sengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dalam istilah inovasi yang menggunakan teknologi maka tempat pengolahan ini disebut transformasi.
c)    Karakteristik Evaluasi
   Secara sederhana, Zainal Arifin (2011 : 69) mengemukakan karakteristik evaluasi yang baik adalah:
·         Kevalidan
      Valid artinya suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
·         Reliable
      Realible artinya suatu alat ukur dapat dikatakan reliable jika mempunya hasil yang taat asas (consistent) .
·         Relevan
      Relevan artinya alat ukur yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi dasar dan indikator yang sudah ditetapkan.
·         Representative
      Artinya materi alat ukur harus betul-betul mewakili dari seluruh materi yang disampaikan
·         Praktis
      Praktis artinya mudah digunakan, jika alat ukur itu sudah memenuhi syarat namun sulit untuk digunakan maka tidak praktis.
·         Deskriminatif
      Deskriminatif artinya lat ukur harus disusun sedemikian rupa, sehungga dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan sekecil apapun.
·         Spesifik
      Spesifik artinya jika alat ukur disusun dan digunakan khusus untuk objek yang diukur. Jika alat ukur tersebut menggunakan tes, maka jawaban tes jangan menimbulkan ambivilensi atau spekulasi.
·         Proporsional
      Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antaa sulit, sedang dan mudah.

d)    Teknik Evaluasi
  Teknik evaluasi ini dikenal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik sesuai kenyataan yang di evaluasi. Ada dua jenis teknik evaluasi dalam pembelajaran yaitu:
1.      Tes
        Tes adalah penilaian komphrenhensive terhadap seorang individu atau usaha keseluruhan evaluasi. Ada dua jenis alat yang digunakan dalam program pembelajaran:
v  Tes tulis (obyektif tes):
- benar/salah
- pilihan berganda
- Menjodohkan
- melengkapi
v  Lisan :
-       Suatu penguju menilai satu calon
-       Satu penguji menilai sekolompok
-       Kelompok penguji menilai satu calon
-       Kelompok penguji menilai sekelompok calon
2.      Non tes
        Non tes adalah menilai aspek aspek tingkah laku seperti sikap, minat perhatian, karakteristik dan lain-lain. Yang tergolong teknis non tes antara lain:
v Observasi, adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan yang dilakukan secara teliti dan pencatatan secara sistematis.
v Studi kasus, adalah mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya.
v Kuesioner, adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh bukan orang yang diminta keterangannya.
v Rating scale (skala bertingkat), adalah skala yang beerbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
v Wawancara, adalah suatu cara untuk mendapatkan jawaban dari responde dengan jalan Tanya jawab.
v Check list, adalah deretan pertanyaan dimana responden yang dievaluasi hanya membubuhkan tanda cocok atau check list ditempat yang telah disediakan.
v Riwayat hidup, adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.

C.  Prinsip-prinsip evaluasi
Ketika proses evaluasi telah dilakukan dengan penerapan teknik evaluasi yang sudah sempurna namun apabila tidak dipadukan dngan prinsip-prinsip penunjangnya maka hasil evaluasi akan kurang dari yang diharapkan. Berikut ini adalah yang termasuk prinsip-prinsip evaluasi adalah:
1)    Keterpaduan
   Evaluasi harus memegang prinsip keterpaduan, dimana ada kesatuan antara tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan metode pembelajaran.
2)    Keterlibatan siswa
   Prinsip ini berkaitan erat dengan metode belajar yakni menuntut keterlibatan siswa secara aktif. Untuk mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar-mengajar yang dijalaninya secara aktif, siswa membutuhkan evaluasi.
3)    Koherensi
   Dengan prinsip ini dimaksudkan evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dnegan kemampuan siswa yang hendak diukur.
4)    Pedagogis
   Prinsip ini sangat diperlukan karena sebagai alat penilai  dari hasil pembelajaran. Disamping itu, perlu adanya alat penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan skap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
5)    Akuntabilitas
   Setelah menilai dan melihat hasil pencapaian siswa kemudian diperlukan adanya penyampaian terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggungjwaban (accountability). Pihak-pihak yang dimaksud adalah orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan, dan lain sebagainya. Pihak-pihak tersebut perlu mengetahui keadaan dan kemajuan belajar siswa agar dapat mempertimbangkan manfaatnya.

D.  Objek Evaluasi
objek atau sasaran evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Apa pun yang ditentukan oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan objek evaluasi.
Terdapat tiga objek evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu:
1.    Input
Input atau masukan adalah bahan mentah yang akan dimasukkan dalam transformasi pendidikan. Input evaluasi adalah siswa, dan yang menjadi objek evaluasi pendidikan pada input siswa adalah hasil beljar, sikap, motivasi, bakat, kecerdasan, minat dan kepribadian.
2.    Transformasi
Transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Di sekolah terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhaisil atau gagalnya sebagai transformasi, hal itu ditentukan oleh unsur-unsur yang ada. Unsur-unsur transformasi sekolah tersebut adalah guru, bahan pelajaran, metode mengajar, sarana prasarana, sistem administrasi.
3.    Output
Output adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi. Output evaluasi adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga pendidikan tertentu. Evaluasi terhadap lulusan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian atau prestasi belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.


PENGAWASAN

Pengawasan
A.   Definisi Pengawasan
George R. Tery mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Stephen P. Robbin menyatakan pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.
Robert J. Mockler menyatakan Pengawasan adalah usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
Kertonegoro Menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.

B.   Fungsi Pengawasan
Menurut Ernie dan Saefulah, fungsi pengawasan adalah :
1.    Mengevaluasi keberhasilan dn pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
2.    Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
3.    Nelakukan berbagai alternative solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut Maringan, fungsi pengawasan adalah:
1.    Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabatan yang diserahi tugas dan wewenang dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
2.    Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
3.    Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan kelemahan agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.

C.   Sistem Pengawasan
·      Sistem Komperatif
Sistem yang mempelajari tentang kemajuan pekerjaan, membandingkan laporan hasil-hasil pelaksanaan pekerjaan dengan rencana mengadakan analisa terhadap perbedaan-perbedaan termasuk pengaruh faktor lingkungan.
·      Sistem Verifikatif
Dalam sistem ini pengawasan menentukan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan prosedur pemeriksaan. Seperti membuat laporan secara periodic terhadap hasil pemeriksaan.
·      Sistem Inspeksi
Inspeksi dimaksudkan untuk mengecek kebenaran dari hasil laporan. Selain itu sistem ini bertujuan untuk memberikan penjelasan-penjelasan terhadap kebijaksanaan pimpinan dan dilakukan dengan rasa solidaritas dan moral yang tinggi
·      Sistem Investigasi
Sistem ini lebih menitik beratkan pada penyelidikan/penelitian yang lebih mendalam terhadap masalah masalah yang bersifat negative.

D.   Objek Pengawasan
Secara garis besar objek pengawasan dapat dikelompokan menjadi 4, yakni:
1.    Kuantitas dan kualitas program, yakni barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan atau program tersebut.
2.    Biaya program, yakni dengan menggunakan 3 macam standar yaitu modal yang dipakai, pendapatan yang diperoleh dan hasil program.
3.    Pelaksanaan program, yaitu pengawasan terhadap waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan proses pelaksanaan apakah sesuai dengan yang telah diteapkan dalam perencanaan.
4.    Hal-hal yang bersifat khusus, yaitu pengawasan yang ditunjukan kepada hal-hal khusus yang ditetapkan oleh pemimpin atau manajer.

E.   SOP Pengawasan
Maksud pembuatan SOP pegawasan adalah sebagai pedoman bagi seluruh anggota pengawasan dalam melaksanakan tugas dilapangan. Tujuannya adalah untuk pedoman agar tifak menyimpang dari ketentuan.

F.    Pengawasan Efektif
Stoner mengemukakan bahwa pengawasan yang efektif harus memenuhi persyarata sebagai berikut:
a)      Ketepatan
b)      Sesuai waktu
c)      Objektif dan kompherensif
d)      Focus pada titik pengawasan strategis
e)      Realistis secara ekonomis
f)       Realistis secara organisatoris
g)      Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi
h)      Luwes
i)        Prespektif dan operasional
j)        Dapat diterima para anggota organisasi
     Menurut Schermerhom bahwa pengawasan yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a)    Berorientasi pada hal-hal yang strategis
b)    Berbasis informasi
c)    Tidak kompleks
d)    Dapat dimengerti\luwes
e)    Konsisten dengan struktur organisasi
f)     Dirancang untuk mengakomodasi pengawasan diri
g)    Positif, mengarah keperkembanagan, perubahan dan perbaikan

h)    Jujur dan objektif

KOMUNIKASI

KOMUNIKASI
A.   Definisi Komunikasi
Menurut Everett M. Rogers, mengemukakan pendapatnya yaitu "Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerimaan atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka "

Rogers & O. Lawrence Kincaid, mengemukakan pendapatnya yaitu" Komunikasi merupakan suatu interaksi dimana terdapat dua orang atau lebih yang sedang membangun atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lain yang pada akhirnya akan tiba dimana mereka saling memahami dan mengerti "

Theodore M. Newcomb,  mengemukakan penda[atnya bahwa " Setiap bentuk komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi, yang terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber untuk penerima "

B.   Faktor yang mempengaruhi Komunikasi

Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :
1.    Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.

2.    Ikatan dengan kelompok atau grup
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.

3.    Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan

C.   Proses Komunikasi

1.    Sender, Individu, kelompok atau organisasi yang
        menginginkan menyampaikan pesan kepada individu, 
        kelompok, atau organisasi lain, yaitu receiver.
2.    Encoding, adalah menerjemahkan pemikiran tentang apa yang
        ingin disampaikan ke dalam kode atau bahasa yang dapat
        dimengerti orang lain.
3.  Message, adalah pesan yang merupakan informasi
yang ingin disampaikan sender kepada receiver.
4.    Channel atau medium, merupakan saluran yang akan dipakai
      untuk menyampaikan pesan.
5.    Decoding, memecahkan sandi, merupakan proses
      menginterpretasikan dan membuat masuk akal suatu pesan
      yang diterima receiver.
6.    Receiver, adalah orang, kelompok, atau organisasi kepada
      siapa pesan dimaksudkan untuk diterima.
7.    Noise, merupakan suatu yang menggangu terhadap
      penyampaian dan pemahaman terhadap pesan.
8.    Feedback, merupakan pengetahuan tentang dampak pesan
      pada receiver dan menimbulkan reaksi receiver disampaikan
      kepada sender.

9.    Sender, Individu, kelompok atau organisasi yang
        menginginkan menyampaikan pesan kepada individu, 
        kelompok, atau organisasi lain, yaitu receiver.

D.   Prinsip Komunikasi

1.  Penuh minat terhadap materi pesan,
2.  Menarik perhatian bagi komunikan,
3.  Dilengkapi alat peraga,
4.  Menguasai materi pesan,
5.  Mengulangi bagian yang penting,
6.  Memiliki kegunaan, dan
7.  Jangan menggangap bahwa setiap orang sudah mengerti
pesan yang kita berikan (perlu umpan balik).
8.  Penuh minat terhadap materi pesan,
9.  Menarik perhatian bagi komunikan,
10.     Dilengkapi alat peraga,
11.     Menguasai materi pesan,
12.     Mengulangi bagian yang penting,
13.     Memiliki kegunaan, dan
14.     Jangan menggangap bahwa setiap orang sudah mengerti
pesan yang kita berikan (perlu umpan balik).

E.   Tujuan komunikasi

Tujuan komunikasi adalah untuk membangun/menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui, tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku, ataupun perubahan secara sosial.
1.    Perubahan sosial
Seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun negatif.
2.    Perubahan pendapat
Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman.
3.    Perubahan perilaku
Komunikasi bertujuan untuk merubah perilaku maupun tindakan seseorang, dari perilaku yang dekstruktif (tidak mencerminkan perilaku hidup sehat, menuju perilaku hidup sehat).
4.    Perubahan sosial
Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.

F.    Manfaat Komunikasi

Menurut Alo Liliweri (2007 ; 18), secara umum ada lima kategori fungsi utama komunikasi dan Manfaat Komunikasi diantaranya :
1.    Sumber atau pengirim menyebarluaskan informasi agar dapat diketahui penerima (informasi / to inform), fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain, artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin dia ketahui.

2.    Sumber menyebarluaskan informasi dalam rangka mendidik penerima (pendidikan / to educate), fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik kepada orang lain, artinya dari penyebarluasan informasi itu diharapkan para penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin dia ketahui.

3.    Sumber memberikan instruksi agar dilaksanakan penerima (instruksi), fungsi instruksi adalah fungsi komunikasi untuk memberikan instruksi (mewajibkan atau melarang) penerima melakukan sesuatu yang diperintahkan.

4.    Sumber mempengaruhi komunikan dengan informasi yang persuasif untuk mengubah persepsi, sikap dan perilaku penerima (persuasi / to influence), fungsi persuasi terkadang disebut fungsi memengaruhi, fungsi persuasi adalah fungsi komunikasi yang menyebarkan informasi yang dapat mempengaruhi (mengubah) sikap penerima agar dia menentukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kehendak pengirim.
5.    Sumber menyebarluaskan informasi untuk menghibur sekaligus mempengaruhi penerima (menghibur / to entertain), fungsi hiburan adalah fungsi pengirim untuk mengirimkan pesanpesan yang mengandung hiburan kepada penerima menikmati apa yang diinformasikan.

G.   Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi adalah :
-       Kendali
-       Motivasi
-       Pengungkapan emosional
-       Informasi

H.   Macam-macam komunikasi

1.   Komunikasi searah
2.   Komunikasi dua arah
3.   Komunikasi berantai

I.      Interaksi Leader atau Manajer

Setiap leader atau manajer pendidikan sekurang-kurangnya akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak, seperti dengan bawahannya, atasannya, spesialis, kelompok leader atau manajer, masyarakat, kelompok lain, asosiasi profesi, pemerintah, pelanggan, stockholders, supplier, organisasi-organisasi lain.
Sementara itu, kepala sekolah berinteaksi dengan wakilnya, guru, staf tata usaha, dan siswa (intern organisasi sekolah), sedangkan dengan ekstern organisasi sekolah berinteraksi dengan Kepala Dinas Pendidikan, staf Dinas Pendidikan, pemerintah, orang tua/wali murid, alumi, pengusaha, masyarakat, kelompok kepala sekolah, organisasi profesi, dan lain-lainya.

J.    Karakteristik Komunikasi
1.        Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan tingkat hubungan dengan oranglain.
2.        Komunikasi verbal dan non verbal terjadi secara simultan.
3.        Dalam komunikasi seseorang akan berespon terhadap pesan yang diterima.
4.        Pesan yang diterima tidak selalu diasumsikan sama antara penerima dan pengirim.
5.        Pertukaran informasi dibutuhkan ilmu pengetahuan.
6.        Pesan yang dikirim dan diterima dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, pendidikan, keyakinan dan budaya.
7.        Posisi seseorang di dalam sistem sosiokultural dapat mempengaruhi proses komunikasi.
8.        Komunikasi dipengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang dikomunikasikan dan oranglain.
9.        Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal balik.

K.   Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik.
2.      Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
3.      Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
·      Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
·            Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan masalah-masalah yang ada.

L.    Gaya Komunikasi
              Terdapat macam-macam gaya komunikasi diantaranya yaitu :
1.    The Controlling Style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendali ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pkikiran dan tanggapan orang lain.
2.    The Equalitarian Style
The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).

3.    The Structuring
Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaat pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
4.    The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaanya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawahi para wiranegara (salesmen).
5.    The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima sara, pendapat ataupun gagasan orng lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengiriman pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan menguntrol orang lain.
6.    The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

M.   Hambatan-hambatan Komunikasi

1.    mm Filtering, menunjukkan bahwa sender secara sengaja memanipulasi informasi sehingga receiver akan melihat lebih favourable
2.    Selective perception, receiver dalam proses komunikasi secara efektif melihat dan mendengar berdasar pada kebutuhan, pengalaman, latar belakang, dan karekteristik lainnya personal lainnya.
3.    Information oveload, individu mempunyai kapasitas terbatas untuk memproses data.
4.    Emotions, kita cenderung paling mengesampingkan rasionalitas kita dan proses pemikiran objektif dan mensubsitusi pertimbangan emosional.
5.    Language, umur dan konteks merupakan faktor terbesar yag memengaruhi perubahan tersebut.
6.    Silance, didefinisikan oleh ketiadaan informasi.
7.    Communication apprehension, mengalami ketegangan yang tidak semestinya dan kegelisahan dalam komunikasi lisan, komunikasi tertulis atau keduanya.
8.    Gender differences, cenderung digunakan oleh pria untuk menekan status, sedang wanita cenderung menggunakan untuk menciptakan hubungan.
9.    Politically correct communication, berarti tidak ofensif di mana makna dan penyederhanaan hilang atau kebebasan berekspresi dirintangi.
10. Personal barriers, menunjukkan stiap atribut invidual yang menghindari komunikasi.
11. Physical barriers, hambatan fisik dapat berupa suara, waktu, tempat dan lainnya lagi.
12. Semantic barriers, hambatan oleh pengguna kata yang tidak jelas atau ambigu.

N.   Teknik Berkomunikasi Secara Efektif

untuk menjadi komunikator atau komunikan yang baik, atasilah hambatan-hambatan komunikator tersebut. Di samping itu jadilah,
1.    pendengar yang baik,
2.    pembicara yang efektif,pembaca yang baik,
3.    penulis yang baik,
4.    pembelajar yang baik, dan
5.    pembimbing yang baik
sebagai seorang pendengar dan pembicara yang baik haruslah melakukan sebelas kaidah menjadi pendengar yang baik, yaitu :
1.    lakukan lah kontak mata,
2.    hindarilah untuk mengevaluasi lebih awal terhadap pembicara,
3.    hindari pemberian “bumbu-bumbu” waktu pembicaraan dengan orang lain,
4.    jangan mencampuri pemikiran orang lain yang sedang berbicara atau ikut melanjutkan ujung-ujung pembicaraan,
5.    jangan mnghindarkan diri untuk mendengarkan si pembicara karena akan menjauhkan kertebukaan (kooperatif),
6.    jangan mengiterupsi pembicaraan orang lain (berlaku sopan,)
7.    hindari kecurigaan terhadap yang di bicarakan orang lain, (brsikap dan berpikir positif) ,
8.    jangan perhatikan orangnya, tetapi isi pembicaraanya,
9.    jangan munafik terhadap diri sendiri karena banyak pngaruhnya terhadap isi pmbicaraan,
10. dengarlah si pembicara.
11. Konsentrasilah pada lawan bicara, hindari tindakan dan pikiran lain yang mengganggu.