Pengambilan keputusan
A. Definisi Para Ahli
B. Langkah-langkah dalam mengambil
keputusan
C. Jenis masalah dan keputusan
D. Gaya mengambil keputusan
E. Kondisi pengambilan keputusan
F. Pendekatan pengambilan keputusan
A. Definisi pengambilan keputusan
menurut para ahli
·
Ralph.
C Davis (Hasan,2004) : memeberikan
definisi atau Pengertian keputusan sebagai hasil pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu
pertanyaan. Keputusan harus ddapat menjawab pertanyaan tentang apa yang
dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa
tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
·
Syafaruddin
Anzizhan : memberikan definisi atau Pengertian pengambilan keputusan adalah
proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternative
untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan.
·
Sondang
P. Siagian : memeberikan definisi atau Pengertian pengambilan keptusan adalah
suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi
dalam mengabil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling
cepat.
·
“Decision
making is a process of making a choice from a number of alternatives a desires
result (Eisenfuhr, 2011)”. Artinya, pengambilan keputusan adalah proses membuat
pilihan dari sejumlah alternative untuk mencapai hasil yang diinginkan[1]
[1] Lunenburg, F.C. (2010). The decision making process. NATION FORUM OF EDUCATIONAL ADMINISTRATION AND SUPERVISION JOURNAL, XXVII, 1
B. Langkah-langkah dalam mengambil keputusan
a. Mengidentifikasi suatu masalah
b. Memperjelas dalam menyusun prioritas
sasaran-sasaran
c. Menciptakan pilihan-pilihan
d. Menilai pilihan-pilihan
e. Memperbandingkan akibat-akibat yang
diramalkan pada masing masing pilihan
C. Jenis masalah dan
keputusan
Masalah atau problem dibagi menjadi 3
golongan besar, yaitu:
1. Masalah korektif adalah masalah yang
timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan.
2. Masalah progresif adalah suatu
masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau
meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu.
3. Masalah kreatif adalah suatu masalah
yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali
baru.
Secara umum
keputusan dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut.
1. Keputusan strategis, setiap
organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau organisasional. Kebijakan dan
arah organisasi merupakan keputusan yang strategis.
2. Keputusan operasional, menyangkut
pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menetukan
efektivitas keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak
(Drummond, 1995:13)
Jenis
keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu:
1. Keputusan yang diprogramkan (program
decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang
dibuat berdasarkan pada problem yang diketahui secara baik (well-structured
problems) ataub masalah yang diketahui secara jelas.
2. Keputusan yang tidak diprogramkan
(non-program decision)
Keputusan yang diambil atau dibuat berdasarka masalah yang
tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data dan
informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.
D. Gaya pengambilan keputusan
Gaya pengambilan keputusan terbagi
menjadi 4, yaitu:
1) Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya analitik memiliki toleransi yang
tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Pembuatan
keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematid dalam
memecahkan masalah
2) Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik membuat toleransi yang tinggi
dan ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka
menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenederung terlalu menganalisis
sesuatu.
3) Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi
untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka
berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak
pilihan dan kemungkinan masa mendatang.
4) Gaya perilaku
Pembuat keputusan daya perilaku ditandai dengan toleransi
ambiguitas yang rendah, orang yang kuat peduli pada lingkungan sosial. Pembuat
keputusan ini cenderung bekerja dnegan baik dengan ornag lain dan menyukai
situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran,
sportif, dan bersahabat, serta menyukai informasi verbal dari pada tulisan.
E. kondisi pengambilan keputusan
1. Pengambilan keptusan dalam kondisi
pasti yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal:
·
Alternative
yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil.
·
Keputusan
yang diambil didukung oleh informasi/dta yang lengkap.
·
Biasanya
selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin.
·
Pengambilan
keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/ model yang bersifat
determinstik.
2. Pengambilan keputusan dalam kondisi
resiko
· Alternatif yang dipilih mengandung
lebih dari satu kemungkina hasil.
· Pengambilan keputusan memiliki lebih
dari satu alternatif tindakan.
· Diasumsikan bahwa pengambilan
keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap bagian tindakan dan
hasil.
· Resiko terjadi karena hasil
pengumpulan kepetusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai
probabilitasnya.
· Informasi atau data yang akan
mendukung dalam membuat kepustusan, berupa dasar atau nilai peluang terjadinya
bermacam-macam keadaan
· Teknik pemecahannya menggunakan
konsep probabilitas.
3. Pengambilan keputusan dalam kondisi
tidak pasti
· Tidak diketahui sama sekali hal
jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya
kondisi-kondisi tersebut.
· Pengambilan keputusan tidak menetukan
probabilitas terjadi berbagai kondisi aau hsil yang kelluar.
· Pengambil keputusan tidak mempunyai
pengetahuan atau informasu lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam
keadaan tersebut.
· Hal yang diputuskan biasanya relative
belum pernah terjadi. Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat
dikurangi dengan mencari informas yang lebih banyak melalui riset atau
penelitian.
· Teknik pemecahannya adalah
menggunakan beberapa metode/kreteria.
4. Pengambilan keputusan dalam kondisi
konflik
· Kepentingan dua atau lebih
pengambilan keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan
· Pengambil keputusan saling bersaing
dengan pengambilan keputusan lainnya yang rasional.
· Pengambil keputusan bertindak sebagi
pemain dalam suatu permainan
· Teknik pemecahannya adalah
menggunakan teori permainan.
F. Pendekatan pengambilan keputusan
1) Pendekatan filosofi
a. Konsekuensialisme, Ultiritarianisme
atau Teologi
Pendekatan ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan
benar secara moral jika tindakan itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata
lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang
menguntungkan lebih besar dari pada konsekuensi yang merugikan.
b. Deontologi
Pendekatan ini berfokus pada kewajiban dan tanggung jawab
yang menjadi motivasi suatu keputusan atau tindakan dan bukan pada konsekuensi
dari tindakan.
c. Virtue Ethics
Pendekatan ini menekankan pada hak dan prinsip-prinsip
sebagai panduan untuk membenarkan kebiasan moral, etika kebijakan berkaitan
dnegan aspek motivasi dari karakter moral yang ditunjukan oleh pengambil
keputusan.
2) Pendekatan lima pertanyaan
Pendekatan
lima pertanyaan adalah Pendekatan berguna untuk pertimbangan tertib masalah
tanpa banyak eksternalitas dan dimana berfokus khusus yang diinginkan oleh
perancnag proses pengambilan untuk pengobatan yang diperluas dari pendekatan
ini.
Pendekatan
lima pertanyaan opsional dirancang untuk memfokuskan proses pengambilan
keputusan pada relevasi isu tertentu
untuk oorganisasi atau pengambil keputusan yang terlibat.
3) Pendekatan standar moral
Pendekatan
standar moral untuk analisis dampak stakeholder yang dibangun langsung pada
tiga kepentingan mendasar dari stakeholder (kelompok yang bisa mempengaruhi
dan/ atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari
aktivitas-aktivitasnya).
4) Pendekatan pastin
Pendekatan ini menggunakan konsep
etiks aturan dasae untuk apture gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki
aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka
atau perilaku yang diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar