Kamis, 23 Oktober 2014

Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan
A.     Definisi Para Ahli
B.      Langkah-langkah dalam mengambil keputusan
C.      Jenis masalah dan keputusan
D.     Gaya mengambil keputusan
E.      Kondisi pengambilan keputusan
F.      Pendekatan pengambilan keputusan
A. Definisi pengambilan keputusan menurut para ahli
·         Ralph. C Davis (Hasan,2004) :  memeberikan definisi atau Pengertian keputusan sebagai hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus ddapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.

·         Syafaruddin Anzizhan : memberikan definisi atau Pengertian pengambilan keputusan adalah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan.

·         Sondang P. Siagian : memeberikan definisi atau Pengertian pengambilan keptusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi dalam mengabil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.

·         “Decision making is a process of making a choice from a number of alternatives a desires result (Eisenfuhr, 2011)”. Artinya, pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan dari sejumlah alternative untuk mencapai hasil yang diinginkan[1]

[1] Lunenburg, F.C. (2010). The decision making process. NATION FORUM OF EDUCATIONAL ADMINISTRATION AND SUPERVISION JOURNAL, XXVII, 1


B. Langkah-langkah dalam mengambil keputusan
a.      Mengidentifikasi suatu masalah
b.      Memperjelas dalam menyusun prioritas sasaran-sasaran
c.       Menciptakan pilihan-pilihan
d.      Menilai pilihan-pilihan
e.      Memperbandingkan akibat-akibat yang diramalkan pada masing masing pilihan
C. Jenis masalah dan keputusan
Masalah atau problem dibagi menjadi 3 golongan besar, yaitu:
1.      Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang direncanakan.
2.      Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa lalu.
3.      Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru.
Secara umum keputusan dibagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut.
1.      Keputusan strategis, setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan yang strategis.
2.      Keputusan operasional, menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menetukan efektivitas keputusan strategis yang diambil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995:13)
Jenis keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi yaitu:
1.      Keputusan yang diprogramkan (program decision)
Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada problem yang diketahui secara baik (well-structured problems) ataub masalah yang diketahui secara jelas.
2.      Keputusan yang tidak diprogramkan (non-program decision)
Keputusan yang diambil atau dibuat berdasarka masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems) atau data dan informasinya kurang tersedia sebagaimana mestinya.
D. Gaya pengambilan keputusan
            Gaya pengambilan keputusan terbagi menjadi 4, yaitu:
1)      Gaya Direktif
Pembuat keputusan gaya analitik memiliki toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Pembuatan keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematid dalam memecahkan masalah
2)      Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik membuat toleransi yang tinggi dan ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenederung terlalu menganalisis sesuatu.
3)      Gaya Konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang.
4)      Gaya perilaku
Pembuat keputusan daya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat peduli pada lingkungan sosial. Pembuat keputusan ini cenderung bekerja dnegan baik dengan ornag lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif, dan bersahabat, serta menyukai informasi verbal dari pada tulisan.
E. kondisi pengambilan keputusan
1.   Pengambilan keptusan dalam kondisi pasti yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal:
·         Alternative yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil.
·         Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/dta yang lengkap.
·         Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin.
·         Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/ model yang bersifat determinstik.

2.   Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko
·      Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkina hasil.
·      Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
·      Diasumsikan bahwa pengambilan keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap bagian tindakan dan hasil.
·      Resiko terjadi karena hasil pengumpulan kepetusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.
·      Informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat kepustusan, berupa dasar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan
·      Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas.

3.   Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
·      Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.
·      Pengambilan keputusan tidak menetukan probabilitas terjadi berbagai kondisi aau hsil yang kelluar.
·      Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasu lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.
·      Hal yang diputuskan biasanya relative belum pernah terjadi. Tingkat ketidakpastian keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan mencari informas yang lebih banyak melalui riset atau penelitian.
·      Teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode/kreteria.

4.   Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
·      Kepentingan dua atau lebih pengambilan keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan
·      Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambilan keputusan lainnya yang rasional.
·      Pengambil keputusan bertindak sebagi pemain dalam suatu permainan
·      Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.
F. Pendekatan pengambilan keputusan
1)      Pendekatan filosofi
a.   Konsekuensialisme, Ultiritarianisme atau Teologi
Pendekatan ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan benar secara moral jika tindakan itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan lebih besar dari pada konsekuensi yang merugikan.

b.   Deontologi
Pendekatan ini berfokus pada kewajiban dan tanggung jawab yang menjadi motivasi suatu keputusan atau tindakan dan bukan pada konsekuensi dari tindakan.
c.    Virtue Ethics
Pendekatan ini menekankan pada hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk membenarkan kebiasan moral, etika kebijakan berkaitan dnegan aspek motivasi dari karakter moral yang ditunjukan oleh pengambil keputusan.

2)      Pendekatan lima pertanyaan
     Pendekatan lima pertanyaan adalah Pendekatan berguna untuk pertimbangan tertib masalah tanpa banyak eksternalitas dan dimana berfokus khusus yang diinginkan oleh perancnag proses pengambilan untuk pengobatan yang diperluas dari pendekatan ini.
     Pendekatan lima pertanyaan opsional dirancang untuk memfokuskan proses pengambilan keputusan pada relevasi isu  tertentu untuk oorganisasi atau pengambil keputusan yang terlibat.

3)      Pendekatan standar moral
     Pendekatan standar moral untuk analisis dampak stakeholder yang dibangun langsung pada tiga kepentingan mendasar dari stakeholder (kelompok yang bisa mempengaruhi dan/ atau dipengaruhi oleh organisasi sebagai dampak dari aktivitas-aktivitasnya).

4)      Pendekatan pastin
Pendekatan ini menggunakan konsep etiks aturan dasae untuk apture gagasan bahwa individu dan organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku mereka atau perilaku yang diinginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar